Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) adalah Komunitas Penggiat Sejarah dan Sahabat Para Pejuang Indonesia Jl. KH Wahid Hasyim Jurang Mangu Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Banten, Indonesia. Whatsapp : 0878-7726-5522. e-Mail : projasonline@gmail.com

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

SUBANG LARANG DARI CIREBON

 

 

Subang Larang, yang bernama asli Kubang Kencana Ningrum, adalah tokoh perempuan berpengaruh dalam sejarah Tatar Sunda dan Cirebon.  Ia dikenal sebagai istri kedua Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja) dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.  Lahir pada tahun 1404, Subang Larang adalah putri dari Ki Gedeng Tapa, seorang syahbandar pelabuhan Muara Jati dan penguasa Kerajaan Singapura, sebuah kerajaan kecil di wilayah yang kini dikenal sebagai Cirebon. 

Silsilah dan Keturunan Subang Larang

Dari pernikahannya dengan Prabu Siliwangi, Subang Larang memiliki tiga orang anak yang memainkan peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa Barat:

1. Raden Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana)
Lahir pada tahun 1423, ia menjadi pendiri Kesultanan Cirebon dan dikenal sebagai tokoh penting dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut.

2. Nyai Rara Santang
Lahir pada tahun 1426, ia adalah ibu dari Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), salah satu Wali Songo yang terkenal dalam sejarah Islam di Indonesia.

3. Raden Kian Santang (Rajasengara)
Lahir pada tahun 1428, ia dikenal sebagai tokoh legendaris yang juga berperan dalam penyebaran Islam di wilayah Pasundan.

Peran dalam Penyebaran Islam

Subang Larang dikenal sebagai salah satu tokoh perempuan yang berperan dalam penyebaran Islam di wilayah Pajajaran.  Ia belajar Islam kepada Syekh Quro (Syekh Hasanuddin), seorang ulama dari Campa yang mendirikan pesantren di Karawang.  Pendidikan Islam yang diperolehnya kemudian diturunkan kepada anak-anaknya, yang menjadi tokoh penting dalam Islamisasi di Jawa Barat.  

Akhir Hayat

Subang Larang wafat sekitar tahun 1441 di Keraton Pakuan.  Jenazahnya kemudian dibawa oleh abdi dalemnya untuk dimakamkan di Muara Jati, sebuah daerah yang kini berada di wilayah Cirebon.  

Kisah dan keteladanan Subang Larang tetap hidup dalam memori kolektif masyarakat, terutama di wilayah Subang dan Cirebon, sebagai simbol perjuangan dan penyebaran Islam di Tatar Sunda.

Sumber Tertulis dan Manuskrip Sejarah

1. Carita Purwaka Caruban Nagari (CPCN)
Naskah ini ditulis oleh Pangeran Arya Carbon pada tahun 1720 dan merupakan salah satu sumber utama mengenai sejarah Cirebon. Dalam naskah ini, diceritakan bahwa Subang Larang adalah anak dari Ki Gedeng Tapa dan istri dari Prabu Siliwangi. Ia juga disebut sebagai murid dari Syekh Quro, seorang ulama asal Campa yang mendirikan pesantren di Karawang.

2. Babad Cirebon Carub Kandha Naskah Tangkil
Naskah ini menyebutkan bahwa Prabu Siliwangi menikahi Subang Larang setelah mendengar tentang kecantikan seorang santriwati di pesantren Karawang yang diasuh oleh Syekh Quro. Santriwati tersebut adalah Subang Larang dari Negara Singapura.

3. Babad Tanah Sunda dan Naskah Wangsakerta
Kedua naskah ini juga memuat kisah tentang Subang Larang, termasuk peranannya dalam penyebaran Islam di Tatar Sunda dan keturunannya yang menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa Barat.
Share:

HMOT, PRIBUMI YANG MENJADI PENGAWAL BELANDA.

 

Hari-hari ini, Hercules (preman bawaan Prabowo dari palagan Timor-Timur) memunculkan taringnya. Setelah membentuk Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) memamerkan praktek teror dan mengancam setiap orang, termasuk aparatur negara dan kumpulan para pensiunan tentara. Khalayak dibuat geger, sejumlah pensiunan jenderal berteriak keras (seolah kemunculan organ-organ yang diperkuat para jagoan itu bukan salah mereka). 
 
Dalam sejarah kita, soal kumpulan preman yang “dipelihara” lalu dijadikan alat pemukul, bukanlah hal yang asing. Tujuh puluh delapan tahun lalu, guna mematikan perlawanan para revolusiener Republik, Letnan Dua Koert Bavinck dari Unit Intelijen Divisi 7 Desember pernah pula menggunakan jasa para preman bumiputera di wilayah Jakarta-Bekasi dan Karawang.  Kumpulan para preman yang dipersenjatai itu diberinama HMOT (Pasukan Non Organik Milik Sang Ratu), tentunya Ratu Belanda.

HMOT dipimpin seorang preman Betawi bernama Panji, eks centeng di wilayah Meester Cornelis (Jatinegara). Menurut jurnalis Alfred van Sprang, kendati bertubuh kecil namun sosok Panji sangat dihormati para pengikutnya. 

“Dia memiliki sorot mata tajam yang menuntut kepatuhan dari orang-orangnya…” ujar jurnalis perang terkemuka Belanda tersebut.

HMOT dipuji habis pihak Belanda, ketika mereka terlibat aktif dalam Operasi Produk menduduki Bekasi dan Karawang pada 22 Juli 1947. Setelahnya, aksi mereka pun semakin menggila. Entah berapa ratus pejuang Republik yang telah berhasil dibunuh dan diringkus oleh para “herder Belanda” itu. 

Namun tak selamanya, militer Belanda membutuhkan mereka. Terlebih ketika posisi HMOT mulai menguat dan beberapa anggotanya kerap terlibat bentrok dengan para serdadu reguler Belanda dan melakukan desersi dengan membawa persenjataan lengkap. Tidak sampai setengah tahun, pada Desember 1947, riwayat HMOT tuntas begitu saja.

Sebelum dibubarkan, Panji sendiri raib tak tentu rimbanya. Ada isu beredar bahwa dia dihabisi agen MID (Dinas Intelijen Militer Belanda) secara diam-diam di suatu tempat. Sementara versi lain menyebutkan, dia ditembak mati oleh satu unit khusus TNI (Tentara Nasional Indonesia) karena dianggap sudah berdosa menyebabkan kematian para pejuang Republik. Soal terakhir itu dibenarkan oleh sejarawan Rushdy Hoesein.

“Saya pernah mendengar dari Pak Lukas Kustarjo (eks pimpinan TNI di Karawang-Bekasi) bahwa dirinya pernah ditugaskan oleh Letnan Kolonel A.E, Kawilarang untuk mencari Panji dan menghabisinya,” ujar Rushdy.

Sepeninggal Panji, eks anggota HMOT kemudian menyebar kembali sebagai kekuatan liar di sepanjang tapal batas Jakarta (Klender, Cakung, Kranji dan Bintara). Sebagian ada yang membentuk kelompok bandit bersenjata yang beroperasi sepanjang Karawang-Bekasi dan sebagian lagi memutuskan untuk memasuki kembali dunia lamanya di wilayah keramaian: menjadi preman dan tukang copet… (hendijo)

Milisi HMOT, dalam suatu upacara siaga di lepangan dekat Cilamaya (foto milik Arsip Nasional Belanda)
Share:

RENUNGAN MALAM DI TAMAN MAKAM PAHLAWAN TARUNA KOTA TANGERANG


Untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan, Saya mengajak Para Pramuka golongan penegak (SMA/SMK) untuk hadir dan mengadakan kegiatan renungan malam di Makam Pahlawan Taruna Kota Tangerang

 

Share:

Susunan Lengkap Wakil Menteri Koordinator Kabinet Merah Putih



1. Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan: Lodewijk F Paulus 
2. Wakil Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan: Otto Hasibuan 
3. Wakil Menteri Sekretaris Negara: Bambang Eko Suharyanto 
4. Wakil Menteri Sekretaris Negara: Juri Andriantoro 
5. Wakil Menteri Dalam Negeri: Bima Arya Sugiarto 
6. Wakil Menteri Dalam Negeri: Rika Haloek 
7. Wakil Menteri Luar Negeri: Muhammad Anis Matta 
8. Wakil Menteri Luar Negeri: Armanata Kristiyawan Nasir 
9. Wakil Menteri Luar Negeri: Arif Hafas Ogroseno 
10. Wakil Menteri Pertahanan: Doni Ermawanto 
11. Wakil Menteri Agama: Muhamamd Syafei 
12. Wakil Menteri Hukum: Edward Omar Sharif Hiariej 
13. Wakil Menteri Hak Asasi Manusia: Mugianto 
14. Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan: Silmy Karim 
15. Wakil Menteri Keuangan: Thomas Djiwandono 
16. Wakil Menteri Keuangan: Suahasil Nazara 
17. Wakil Menteri Keuangan: Anggito Abimayu 
18. Wakil Menteri Pendidikan: Fajar Riza Ulhaq 
19. Wakil Menteri Pendidikan: Atib Atikul Hayat 
20. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi: Fauzan 
21. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Pendidikan Tinggi: Stella Christie 
22. Wakil Menteri Kebudayaan: Giring Ganesha 
23. Wakil Menteri Kesehatan: Dante Saksono 
24. Wakil Menteri Sosial: Agus Priyono 
25. Wakil Menteri Ketenagakerjaan: Imanuel Ebnezer 
26. Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia: Christina Aryani 
27. Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia: Zulfikar Ahmad Tawalla 
28. Wakil Menteri Perindustrian: Faisol Riza 
29. Wakil Menteri Perdagangan: Dyah Roro 
30. Wakil Menteri ESDM: Yuliot 
31. Wakil Menteri Pekerjaan Umum: Diana Kusumastuti 
32. Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman: Fahri Hamzah 
33. Wakil Menteri Desa PDTT: Ahmad Riza Patria 
34. Wakil Menteri Transmigrasi: Viva Yoga Mauladi 
35. Wakil Menteri Perhubungan: Sultana 
36. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital: Angga Raka Prabowo 
37. Wakil Menteri Komuniaksi dan Digital: Nezar Patria 
38. Wakil Menteri Pertanian: Sudaryono 
39. Wakil Menteri Kehutanan: Sulaiman Umar 
40. Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan: Didit Gerdyawan  
41. Wakil Menteri ATR/BPN : Ossya Darmawan 
42. Wakil Menteri PPN/Bappenas: Februan Alfianto 
43. Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara/RB: Purwadi Aryanto 
44. Wakil Menteri BUMN: Kartiko Wirjoatmodjo 
45. Wakil Menteri BUMN: Aminudiin Maruf 
46. Wakil Menteri BUMN: Dony Oskaria 
47. Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga: Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka 
48. Wakil Menteri Lingkungan Hidup: Diaz Faisal Malik Hendropriyono 
49. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi: Todo Tua Pasaribu Wakil 
50. Menteri Koperasi: Feri Joko Juliantono 
51. Wakil Menteri Koperasi dan UMKM: Elfy Muriza 
52. Wakil Menteri Pariwisata: Ni Luh Enik Ermawati 
53. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif: Irene Umar 
54. Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan: Veronica Tan 
55. Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga: Taufik Hidayat 
56. Wakil Kepala Staf Kepresidenan: Muhammad Qodari.
Share:

Profil Komunitas Cinta Pejuang Inonesia (KCPI)